Bahasa Indonesia Kurang Komersial..?
Salah satu Sumpah yang diucapkan oleh Pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 adalah menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bila kita cermati, peran bahasa Indonesia sebagai salah satu alat pemersatu sangat lah penting. Hal tersebut bisa kita rasakan ketika kita berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain yang berasal dari suku yang berbeda. Bisa kita bayangkan betapa bingungnya kita, bila harus ngobrol dengan orang menggunakan bahasa daerah masing-masing. Apalagi kalau urusannya tidak hanya sekedar ngobrol, tapi lebih penting dari itu, misalnya bertransaksi jual beli. Tanpa adanya bahasa yang bisa dipahami oleh kedua belah pihak, bisa gawat urusan..
Meski bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam hal mempersatukan anak bangsa, tapi tampaknya di era sekarang ini, bahasa Indonesia belum cukup mampu untuk membuat bangga anak remaja (ibu) kota. Bisa kita lihat fenomena bahasa Inglish (=Indonesia-Inggris) yang sering digunakan oleh sebagian remaja di kota. Mereka merasa bangga bila mampu menyelipkan beberapa istilah berbahasa Inggris diantara kosakata bahasa Indonesia yang mereka gunakan.
Hal yang paling mencolok adalah ketika kita cermati "bahasa iklan/marketing" yang beredar di media massa kita. Sudah puluhan, bahkan mungkin ratusan, produk atau acara yang dipasarkan dengan menggunakan bahasa Inglish. Salah satu fenomena menarik adalah mulai tenarnya acara "Stand Up Comedy Indonesia" yang ditayangkan oleh Kompas TV setiap Sabtu malam. Kenapa saya bilang menarik? Menjadi menarik karena yang bikin acara adalah Kompas TV. Ya kita tahu lah bagaimana "gaya" Kompas dalam hal bertutur dan mengangkat sebuah fenomena.
Bila kita sering melihat acara tersebut, kita tentu akan sering mendengar Mas Raditya Dika mengucapkan kata-kata "Let's Make Laugh..!". Meskipun di belakang judul acara sudah ditambahkan kata Indonesia karena mungkin kesusahan untuk menerjemahkan kosakata "Stand Up Comedy" dengan kalimat singkat, ternyata slogan yang diusung sebagai kalimat pengikutnya tetap kalimat dalam bahasa Inggris. Sementara kalau kita sempat membaca harian Kompas pada tanggal 9 Oktober 2011, ada ulasan tentang acara stand up comedy, dengan judul berita "Wahai Indonesia, Tertawalah..."
Mungkin memang aneh kali ya? kalau Mas Raditya Dika mesti mengucapkan: "Stand Up Comedy, Wahai Indonesia Tertawalah..."