Monday, 7 July 2008

AdSense Kills my Dream

Ketika pertama mulai mengenal blog, angan yang ada adalah menjadikan personal blog sebagai media untuk latihan menulis, berekspresi, menuangkan ide dan juga memenuhi kebutuhan ke-narsis-an untuk mengokokohkan eksistensi dan aktualisasi diri. Saat itu bayangan sebagai penulis lepas (freelance writer) atau kolumnis media online berkelebat di benak memicu semangat.

Setelah mendaftarkan diri di blogger.com dan mendapatkan account, tiba saatnya untuk mempercantik dan mengisi blog dengan postingan-postingan artikel. Selayaknya punya mainan baru, semangat masih membara. Saat itu aku sibuk nyari template yang menurutku keren dan jarang dipakai orang. Setelah itu aku terus mencari aksesoris blog dengan niatan mempercantik tampilan . Nyari fitur ini lah, itu lah, sampai pada akhirnya ide untuk menulis artikel jadi meluntur. Aku terjebak pada tampilan dan mulai melupakan kualitas isi.

Belum sempat aku kembali pada niatan awal untuk meningkatkan kualitas artikel demi angan menjadi penulis lepas, aku mendapat informasi tentang adsense. Tiba-tiba saja banyak orang di sekitar ku membicarakan tentang fenomena adsense dan cara meraup dollar lewat blog. Angan sebagai penulis lepas segera tertutup oleh rasa penasaran dan tertantang mendapatkan dollar.

Berhari-hari aku berkutat mencari informasi seputar adsense. Tahap demi tahap aku jalani demi mimpi baru : meraup dollar. Kali ini aku terjebak pada tips dan trik untuk mendapatkan adsense dan mengundang perhatian pengunjung blog untuk meng-klik iklan yang ada. Mengingat adsense belum mau mengakomodir blog berbahasa Indonesia, sementara kemampuan bahasa Inggris ku juga pas-pas an (minus malah), akhirnya aku harus berkompromi dengan sedikit mengesampingkan idealisme dan mulai meng-copy paste artikel-artikel berbahasa Inggris demi menjaga agar adsense tidak berpaling dari blog ku. Lagi-lagi aku mulai melupakan niat awal untuk menjadi penulis yang berkualitas. Orientasiku telah berubah dari mengejar kualitas menjadi mengejar iklan dan dollar.

Setelah Adsense dan beberapa iklan lain mulai nongol di blog ku, ternyata dollar tak kunjung datang. Dari hari ke hari report tentang penghasilan dollar ku masih saja nol koma.
Aku mulai bertanya-tanya dalam hati: mau kemanakah aku?

Adsense, oh Adsense....

read more...

Friday, 4 July 2008

Data di Komputer Terhapus? Don't be Panic!

Tak sengaja menghapus file dari komputer? Atau ingin melihat gambar-gambar di USB flash drive yang telah dihapus anak? Bagaimana jika foto bagus di kamera digital yang belum ditransfer itu tidak sengaja terhapus? Tenang saja!

Di bidang forensik komputer, memulihkan data yang dihapus atau dirusak dari komputer merupakan pekerjaan mudah asalkan hardisk masih dalam kondisi baik. Jadi, jangankan cuma file, surat rahasia dari pejabat yang sudah dihapus, data yang telah diformat pun masih bisa ”dihidupkan” kembali.

Kini seiring kemajuan perangkat lunak (software) dan makin terbukanya kebebasan berbagi pengalaman melalui internet, pekerjaan memulihkan data tidak lagi pekerjaan berat. Seorang anak sekolah dasar asal memiliki software untuk memulihkan data, hanya dengan beberapa kali klik, bisa mendapatkan kembali file yang terhapus.

Pada sistem operasi Windows, ketika file dihapus, sebenarnya file itu tidak langsung hilang. Windows bahkan menyediakan fasilitas Recycle Bin yang bisa memulihkan (restore) file yang telah dihapus.

Bagaimana jika file di recycle bin itu sudah dihapus permanen? Jawabannya tetap sama: file masih tetap bisa dipulihkan. Pekerjaan memulihkan file yang telah dirusak atau dihapus ini termasuk pekerjaan ”forensik” yang mengasyikkan dan bisa dibilang mudah.

Mengasyikkan karena dengan proses itu kita berharap-harap cemas untuk mendapatkan banyak file berarti. Dikatakan mudah karena sekarang ini sudah tersedia banyak tools, terutama software yang mudah didapatkan, baik gratis maupun berbayar.

Pekerjaan memulihkan data ini sudah lama ditekuni, bukan saja oleh para pencari bukti kriminal, tapi juga teknisi komputer. Bagi teknisi komputer, memulihkan data ini sama mudahnya seperti meng-install software yang sehari-hari mereka lakukan.

Banyak yang tidak tahu bagaimana memulihkan file yang telah dihapus dari recycle bin karena Windows sendiri memberi tahu kalau sudah dihapus dari recycle bin berarti sudah dihapus permanen. Sebenarnya, ketika file dihapus dari recycle bin, Windows hanya memberi tahu kalau ruang disk yang dipakai file tadi bisa digunakan kembali. Jika ruangan kosong itu ditimpa file baru, kemungkinan memulihkan file memang lebih berat, tapi tetap masih bisa diatasi oleh software berbayar.

”Software” Gratis

Hanya dengan mengandalkan mesin pencari, misalnya Google, dengan mengetikkan kata kunci, seperti ”free recovery data”, akan muncul banyak alternatif perangkat lunak yang bisa digunakan. Salah satu yang ditemukan adalah Undelete Plus (www.undelete-plus.com).

Software Undelete Plus ini sebenarnya tidak gratis, tapi dibanderol dengan harga 29,95 dollar AS. Hanya, saat dikunjungi, perangkat lunak tersebut sedang memberi penawaran gratis untuk kepentingan individual yang nonprofit. Di pengumuman situs Undelete Plus disebutkan, penawaran gratis itu terbatas waktunya, tapi tidak disebutkan sampai kapan berlaku.

Selain gratis, hebatnya file instalasi software ini hanya sebesar 851 kb. Dengan besaran file kurang dari 1 MB dan fungsi yang begitu bermanfaat, tak bisa dimungkiri perangkat lunak ini banyak mendapatkan penghargaan dari berbagai lembaga. Perlu disampaikan juga, software-software serupa biasanya memiliki ukuran file hingga ratusan MB sehingga susah untuk diunduh dari Indonesia.

Selain berjalan normal untuk memulihkan file yang telah dihapus di komputer, software ini juga bisa digunakan untuk menghidupkan kembali file-file di USB flash drive atau di compact flash yang digunakan kamera digital.

Pada tes yang dilakukan untuk memulihkan file-file di komputer, file yang telah dihapus tahun 2004 pun masih sempat nongol dan bisa dipulihkan. Harus dipahami, tak semua file yang telah dihapus berhasil dipulihkan karena sektor yang dipulihkan itu telah terisi oleh file lain.

Pada uji coba di USB flash drive yang baru dibeli sekitar enam bulan yang lalu, semua file yang pernah ada di USB flash itu masih bisa dipulihkan. Bahayanya, file-file dari virus ternyata juga bisa dipulihkan dan bisa menginfeksi ulang.

Kehilangan foto secara tak sengaja, misalnya menghapus file yang salah, baik menghapus dari kamera digital maupun dari komputer, juga masih bisa dipulihkan. Hanya, ketika media penyimpanan digital (misalnya Compact Flash) itu sudah diformat oleh kamera, software Undelete Plus tak mampu memulihkan.

Undelete Plus bisa berjalan pada sistem operasi Win 95/98/Me/NT/2000/XP/2003/Vista. Program ini mendukung semua sistem file Windows FAT12/16/32,NTFS/NTFS5 dan juga bisa memulihkan gambar yang telah dihapus pada media compact flash, SmartMedia, MultiMedia, dan secure digital.

”Software” Berbayar

Pada software berbayar, kemampuan memulihkan data, baik pada sistem operasi Windows, Mac, Linux, maupun Novell, semakin mengagumkan. Di Indonesia para teknisi komputer sudah lama akrab dengan perangkat lunak ini.

”Kami sering menggunakan software Get Data Back. Software ini hebat sekali karena bisa memulihkan berbagai jenis data yang telah dihapus permanen. Saya juga pernah menggunakan perangkat lunak Tiramisu, tapi kemampuannya tak sehebat Get Data Back,” kata Hasan Thawil, teknisi jaringan komputer.

Hasan pernah mencoba memindai hardisk yang sudah lima kali diformat, hasilnya mengejutkan. ”Saya masih bisa mendapatkan file lama, padahal hardisk itu sudah lima kali saya format,” ujarnya.

Get Data Back ini dibanderol dengan harga bervariasi. Untuk NTFS Data Recovery dan FAT Data Recovery harganya 49 dollar AS. Get Data Back juga bisa memulihkan e-mail yang telah dihapus, MS Outlook Recovery, misalnya, dibanderol 29 dollar AS.

Pemulihan data yang dilakukan meliputi data yang telah terhapus, hilang dan tak bisa diakses, serta file yang rusak. Dengan banyaknya alat bantu ini, peluang untuk mendapatkan berbagai bukti digital dari komputer untuk kepentingan penyidikan semakin tinggi dan semakin menyenangkan.

sumber : Amir Sodikin - Kompas.Com

read more...

Wednesday, 2 July 2008

Cinta Laura dan Bahasa Prokem Kaum Urban

Dalam pergaulan sehari-hari, kita lebih sering menggunakan bahasa prokem daripada bahasa Indonesia “yang baik dan benar”. Balai Bahasa Bandung mendefinisikan bahasa prokem sebagai bahasa sandi, yang dipakai dan digemari oleh kalangan remaja tertentu. Bahasa ini konon berasal dari kalangan preman. Bahasa prokem itu digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Bahasa prokem itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan latar belakang sosial budaya pemakainya.

Beberapa waktu lalu bahasa gaul yang dipopulerkan oleh Deby Sahertian begitu renyah dan populer di berbagai kalangan, terutama remaja. Sampai saat ini bahasa tersebut masih banyak dipakai orang dan terdengar di sekitar kita.

Terkait dengan dinamika bahasa prokem di kalangan kaum urban, kini muncul sosok baru dalam dunia hiburan Indonesia. Bila kita sebut nama Cinta Laura maka hampir dipastikan banyak diantara kita yang kenal dengan sosoknya. Ya, gadis kelahiran Jerman ini memang fenomenal dengan logat bahasa nya ketika berbicara dalam bahasa Indonesia.

Dalam setiap wawancaranya, Cinta Laura tampak kesusahan memilih kosakata dalam bahasa Indonesia dan selalu melafalkan bahasa Indonesia dengan logat bahasa Inggris sehingga terdengar aksen yang khas. Seperti dikutip detikHot. Cinta Laura mengungkapkapkan bahwa hal ini terjadi karena di lingkungan dia jarang yang ngomong Indonesia, kebanyakan bahasa Inggris.

Namun di lain waktu, ketika berperan di sinetron, Cinta Laura bisa melafalkan kata-kata dalam bahasa Indonesia dengan lancar. Perbedaan cara dia bicara ketika diwawancara dan ketika main di sinetron tak urung menimbulkan perdebatan, sindiran dan ledekan. Logat manakah yang asli? Ketika di sinetron atau ketika diliput infotainment?

Meski demikian, gaya bicara Cinta Laura seringkali ditiru oleh berbagai kalangan, khususnya remaja. Semakin populernya logat “kebarat-baratan” dan perkawinan bahasa Indonesia-Inggris (Inglish) yang sering digunakan Cinta Laura telah memunculkan fenomena baru bahasa prokem yang semakin memberi warna pada gaya hidup kaum urban.

read more...

  © Blogger template 'SimpleBlue' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP